PEMBELAJARAN
TEMATIK
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah
“Pembelajaran
Tematik”
Disusun
Oleh :
WAHYU WULANDARI 210609028
Dosen
Pengampu:
JURUSAN
TARBIYAH
PRODI
PGMI (A)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) PONOROGO
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
Pada umumnya tingkat perkembangan
masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan serta mampu memahami
hubungan antara konsep secara sederhana. Saat ini, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran di SD kelas 1-3 untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara
terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa 2 jam
pelajaran. Istilah kurikulum adalah semua pengalaman yang dimiliki siswa-siswi
dengan bantuan sekolah. Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi seluruh
mata pelajaran inti pada kelas 1, 2, dan 3 MI atau SD.
RUMUSAN MASALAH
1.
Latar belakang pembelajaran tematik
2.
Kurikulum pembelajaran tematik
3.
Ruang lingkup
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Pembelajaran Tematik
Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu,
dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek
perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat
luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu
sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep
secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek
konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.
Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I –
III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam
pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam
pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan
mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat
segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan
mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk
berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.
Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah,
muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya
angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus
sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu
sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat
4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus
sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%,
dan kelas enam 1,78%.
Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat
dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman
Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya
sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan
prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467
peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 %
Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah
sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup
rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang
telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik
dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman
Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip
pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan
pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti
pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus
sekolah.
Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi
Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran
pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika
dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik.
Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan
dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk
SD/MI kelas I hingga kelas III.
B. Kurikulum Pembelajaran Tematik
Model kurikulum pembelajaran terpadu
menurut beberapa ahli kurikulum menyatakan bahwa yang termasuk dalam
pembelajaran tematik meliputi sebagai berikut:
1. Pengorganisasian
Kurikulum
Pengorganisasian kurikulum
pembelajaran tematik merupakan perpaduan antara dua kurikulum atau lebih
sedemikian hingga menjadi suatu kesatuan yang utuh, dan dalam aplikasi pada
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat menggairahkan proses pembelajaran serta
pembelajaran menjadi lebih bermakna karena senantiasa mengaitkan dengan
kegiatan praktis sehari-hari sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Istilah kurikulum di sini dapat
berarti semua pengalaman yang dimiliki siswa-siswi dengan bantuan sekolah
(Hand,1958 dalam Koestantoniah,1998). Pengertian kurikulum yang lebih khusus
disampaikan oleh Soedjadi dalam Darwin (2001) yang menyatakan bahwa kurikulum
adalah sekumpulan pokok-pokok materi ajar yang direncanakan untuk memberi
pengalaman tertentu kepada siswa-siswi agar mampu mencapai tujuan yang
ditetapkan.
2. Klasifikasi
Pengintegrasian Tema
Secara umum pembelajaran terpadu
dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) klasifikasi pengintegrasian kurikulum,
yakni:
1.
Pengintegrasian
di dalam satu disiplin ilmu
Model ini
merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan dua atau lebih bidang ilmu
yang serumpun.
2.
Pengintegrasian
beberapa disiplin ilmu
Model ini
merupakan model pembelajaran terpadu yang menautkan antar disiplin ilmu yang
berbeda.
3.
Pengintegrasian
di dalam satu dan beberapa disiplin ilmu
Model ini
merupakan model pembelajaran terpadu yang paling kompleks karena menautkan
antar disiplin ilmu yang serumpun sekaligus bidang ilmu yang berbeda.
C.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi
seluruh mata pelajaran pada kelas I – III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan
Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan,
Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan
Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.
BAB III
KESIMPULAN
A.
Latar belakang pembelajaran tematik
Peserta didik yang berada pada
sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada
usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ
tumbuh dan berkembang sangat luar biasa.
B.
Model kurikulum pembelajaran tematik
Model kurikulum pembelajaran terpadu
menurut beberapa ahli kurikulum menyatakan bahwa yang termasuk dalam
pembelajaran tematik meliputi sebagai berikut:
1. Pengorganisasian kurikulum
2. Klasifikasi pengintegrasian tema
C.
Ruang lingkup
Ruang lingkup pengembangan
pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I – III Sekolah
Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
2
Buku
paket tematik